Pendidikan adalah Proses Pembebasan Manusia
Oleh : Kharisudin Aqib.
Inspirasi dari Al Qur'an Surat An Nahl : 78.
Pada hakikatnya, pendidikan adalah Proses pembimbingan, dan pendampingan oleh manusia yang telah terbebaskan dari gelapnya kehidupan (para rasul) terhadap anak manusia yang masih berada di dalam kegelapan hidup (kaum mustad'afiin).
Para rasul dibantu oleh wazir (dalam kisah nabi Musa as), atau shohabat (dalam kisah nabi Muhammad), untuk suksesnya proses pembebasan kaum mustad'afiin.
Dalam praktek kekinian, proses pendidikan sebagai upaya yang terstruktur untuk pembebasan manusia dari kebodohan, kerusakan moral dan kemiskinan spiritual atau material, dipraktekkan oleh para pendidik, tenaga kependidikan dan para peserta didik.
Para pendidik dengan berbagai istilah praktisnya (guru, Ustadz, dosen dll), bertindak sebagai seorang nabi yang rasul, sedangkan para tendik sebagai wazir atau para shohabat.
Proses pendidikan pada hakikatnya merupakan pendampingan dan pembimbingan untuk maksimalisasi pemanfaatan as sam'a (pendengaran), Al Abshoro (penglihatan) dan Al af-ida (hati nurani) sehingga bisa hidup di alam kebebasan yang terang benderang, karena ia telah mengetahui, mengerti, memahami dan menghayati hakikat kehidupan di dunia ini. Sekaligus terampil menjadi kholifatullah (wakilnya Allah) di muka bumi ini, dalam bidang dan tingkatannya masing-masing.
Oleh karena itu, pendidikan dalam pengertian umum, seharusnya didesain oleh seorang pendidik yang berakhlak rasuli, manusia yang arif dan bijaksana. Manusia yang telah terbebaskan dari gelapnya kehidupan sekaligus peduli terhadap orang-orang yang terbelenggu oleh gelapnya kehidupan. Juga Memiliki sifat empati (kepedulian) yang tinggi atas penderitaan (kebodohan, kemiskinan, dan kerusakan moral), umat, dan dengan ambisi yang membara guru datang sebagai pembebas.
Para pendidik juga harus memiliki perangai yang baik dan di dalam mendampingi para peserta didik dengan nuansa Rouf (ramah, dekat dan akrab), serta penuh kasih dan sayang kepada para peserta didik nya.
Itulah akhlaq rasuli yang diinformasikan oleh Allah di dalam Al Qur'an, surat at Taubah ayat 128.
Dalam konteks Indonesia, pendidik seharusnya memiliki akhlaq rasuli tersebut dengan rincian: berilmu ('aliim), penyayang (rohiim), santun (haliim), bijaksana (hakiim), murah hati (Kariim), dan amanah (aamiin). Sehingga akhlaq rasuli seorang pendidik bisa di-akronim-kan menjadi sebuah ungkapan praktis *Berpesan Bina murah*
"Selamat Hari Pendidikan Nasional th 2024. Semoga pendidikan di Indonesia semakin maju dan berkualitas".
Kelutan: 2 Mei 2024.
Support Online
Comments[ 0 ]
Posting Komentar