Home » Archives for 2023
Ibadah Puasa Arofah: Pendekatan Historis
Oleh: Kharisudin Aqib.
(رَبِّ هَبۡ لِی مِنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِیمࣲ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡیَ قَالَ یَـٰبُنَیَّ إِنِّیۤ أَرَىٰ فِی ٱلۡمَنَامِ أَنِّیۤ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ یَـٰۤأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِیۤ إِن شَاۤءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِینَ)
[سورة الصافات 100 - 102]
Untuk menganalisis, kebenaran sebuah ajaran, salah satu tinjauan yang penting untuk kita perhatikan adalah sejarah yang biasa disebut dengan asbabul wurud (historical Aproach).
Ibadah puasa 'arofah adalah salah satu bagian dari sebuah paket peribadatan yang terdiri dari tiga bentuk ritual; puasa (tarwiyah dan'arofah), Sholat 'iedul adha, An nahr (menyembelih hewan qurban), tasyrik (makan dendeng daging kurban atau haramnya berpuasa).
Nama sholat 'iedul adha, atau perayaan menyembelih hewan qurban, bukan 'iedul 'arofah.
Paket peribadatan Iedul Adha, mulai dari puasa tarwiyah sampai dengan hari tasyrik pada dasarnya adalah peringatan peristiwa bersejarah profil figur keluarga teladan, keluarga Nabi Ibrahim as. Profil teladan seorang ayah dan suami (Ibrahim as), profil seorang ibu dan istri teladan (Siti Hajar), dan profil seorang anak teladan (Ismail as).
Sejarah yang penting untuk kita ingat kembali sebagai referensi kepatuhan kita kepada Allah SWT. Juga kesholihan dalam kehidupan berkeluarga. Nabi kita Muhammad Saw, yang seolah-olah putra Ibrahim (saking miripnya akhlak dan karakter nya), mengajak kepada kita untuk memprofil diri kita (para suami dan bapak), seperti Nabi Ibrahim, para ibu dan istri seperti Siti Hajar dan para anak menjadi seperti Nabi Ismail as.
Nabi Muhammad mendapatkan (Wahyu), informasi khusus, berupa metafisika video call, juga video live dokumen, tentang bagaimana keluarga Ibrahim dipuji oleh Allah SWT dan bagaimana mereka menyelesaikan ujian tersebut.
Nabi Ibrahim as, profil seorang kekasih Allah khusus (Kholilullah), di antara ujian untuk mendapatkan gelar kemuliaan ini adalah karena beliau bisa menyelesaikan ujian dengan sangat luar biasa, sehingga peristiwa tersebut diabadikan di dalam kitab suci Al-Qur'an dan ditradisikan (disunnahkan) di dalam ajaran Islam.
Di dalam surat Al Shoffat ayat 100 -102 diinformasikan, bahwa Nabi Ibrahim dikaruniai anak yang santun (Ismail) yang yang ketika mulai besar Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyembelihnya. Melaksanakannya dengan cara yang bijaksana. Atau Nabi Ismail dimintai pertimbangan untuk disembelih, istrinya juga dimintai pertimbangan untuk karena melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Pada hari pertama Nabi Ibrahim mendapat Wahyu beliau bimbang apakah benar ini dari Allah atau dari setan. Setan berusaha keras untuk untuk menghalangi ketaatan Nabi Ibrahim pada Allah, dengan cara cara membisikkan kata-kata kasih sayang pada putra tunggalnya tapi tidak berhasil, Nabi Ibrahim memohon petunjuk lagi sehingga pada malam kedua Nabi Ibrahim mendapatkan kejelasan pengertian namanya makrifat atau atau Arafah. Pada hari ketiga Nabi Ibrahim melaksanakan menyembelih putranya. Setelah kejelasan atas kepatuhan dan kecintaan serta ketulusan Nabi Ibrahim kepada Allah subhanahu wa ta'ala nyata dan terlaksana maka kemudian Allah menggantinya sembelihan tersebut dengan seekor kambing gibas dari surga.
Momentum kegalauan (tarwiyah) dan kemantapan hati ('arofah), diabadikan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai bentuk ibadah puasa puasa Sunnah dengan reward istimewa, bernilai seperti puasa satu tahun penuh.
Selanjutnya, penyembelihan pengorbanan agung (kurban Nabi Ibrahim yang berupa putra tunggalnya), disunnahkan oleh Rasulullah untuk kita berupa kurban binatang ternak. Kambing atau yang lainnya. Hari tarwiyah (tgl 8) hari 'arofah (tgl 9), dan hari udhiyah atau nahar (tgl 10, bulan Dzulhijjah), adalah momentum waktu yang tempatnya ada di sekitar lokasi bukit Mina. Tidak terkait dengan peristiwa wukuf di Arafah. Nabi kita Muhammad Saw dan para sahabatnya sudah beberapa kali melaksanakan puasa Sunnah tarwiyah dan arofah sebelum melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah.
Sehingga madzhab Mathla' Internasional dalam menentukan puasa arofah dan hari raya idul Adha, sebagai mana yang diviralkan oleh para tokoh mantan HTI dan kelompok yang lainnya adalah *ahistoris.*
Dalam sebuah dialog imajiner, nabi Ibrahim pernah membuka rahasianya sehingga beliau dinobatkan oleh Allah SWT sebagai kekasih khusus-Nya. katanya "saya mendapatkan status sebagai kekasih khusus-Nya karena tiga hal: pertama, aku selalu memilih perintah Allah dari pada perintah yang lainnya, kedua, aku tidak pernah merasa keberatan atas tugas dan tanggung jawab Allah berikan pada saya, dan yang ketiga, karena saya tidak pernah makan pagi maupun petang kecuali bersama tamu. Situs material yang ditinggalkan oleh oleh Nabi Ibrahim adalah Ka'bah, yang memiliki karakter kebapaan yaitu masa batalin nasi wal Amna menjadi tumpuan umat dan pelindung yang memberikan rasa aman atau yang mengayomi.
Sedangkan profil profil Ibunda Siti Hajar adalah seorang ibu sekaligus Seorang istri yang yang sangat taat dan patuh kepada Allah dan suaminya. Sehingga beliau siap untuk mengemban amanah mengasuh putranya tanpa seorang teman pun Tengah di tengah-tengah padang pasir tanpa ada sanak saudara bahkan tidak ada pepohonan maupun air.
Situs perjuangan beliau sebagai seorang ibu sekaligus istri yang sholehah yang bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala berupa ibadah sa'i berikut dengan sofa dan marwahnya.
Sedangkan situs yang ditinggalkan oleh Nabi Ismail sebagai profil anak teladan adalah hijir Ismail di samping bangunan Ka'bah, dia orang anak yang tidak hanya taat dan membantu orang tuanya di dalam bertakwa kepada Allah, tetapi dia siap menerima tugas dari orang tua sekalipun untuk disembelih. Sehingga pada hakikatnya, yang terpenting bagi kita (orang-orang yang cendikia), mengambil dan mendapatkan esensi dari syariat dan Sunnah Rasulullah Saw tersebut. Karena keseluruhan dari ritual ibadah (puasa, sholat, haji dan berkurban atau yang lainnya), adalah tahdzibul akhlak memperindah karakter diri.
Sebagai mana sabda sang rasul "innama bu'tstu Li utammima makarimal akhlaq". Misiku diutus Allah hanya untuk menyempurnakan budi pekerti (karakter). Yang contohnya adalah Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail as.
Semoga kita bisa memprofil diri sendiri sebagai mana beliau itu semua.
Support Online