Mengenal Tabiat dan Karakter Diri sendiri
Oleh:Kharisuddin Aqib
A. Pengantar
Ada hikmah yang sangat bagus mengatakan "man 'arofa nafsahu faqad 'arofa
robbahu' artinya siapa yang mengenal dirinya sendiri, maka dia pasti
bisa mengenal Tuhannya.
Maksudnya, bagaimana bisa mengenali Tuhannya jika mengenali dirinya sendiri saja tidak bisa.
Manusia adalah makhluk ruhaniah yang berjisim (berbadan kasar), hakekat
dirinya adalah Ruhaninya. Ruhani manusia bersifat suci malaikati, karena
berintegrasi (menyatu dengan badan yang material), daya hidup dan
kesadarannya (jiwanya) terwarnai oleh sifat material tumbuhan dan
binatang. Maka tabiat manusia dan karakternya terwarnai oleh dua
karakter primitif yang rendah tersebut, sehingga manusia memiliki tabiat
dasar dan karakteristik yang integratif antara daya Ruhani yang suci
dan daya materi yang hayawani nan keji.
Ada
4 dasar tabiat manusia, yakni; kebinatang jinakan, kebinatang buasan,
keiblisan dan kemalaikatan. Dari keempat tabiat tersebut, terpancar 7
karakter khas manusia.
1. Karakter jiwa perusak (amarah).
2. Karakter jiwa pencela (lawwamah)
3. Karakter jiwa plin-plan (mulhimah).
4. Karakter jiwa stabil dan tenang (Mutmainnah)
5. Karakter jiwa bahagia dan bangga (rodliyah).
6. Karakter jiwa disukai dan dibanggakan (mardliyah).
7. Karakter jiwa sempurna (Kamilah).
In syaa'a Allah kajian berikut akan membahas 4 tabiat dasar manusia dan 7
karakternya sebagai sarana introspeksi diri agar hidup menjadi lebih
baik dan bernilai.
B. Tabiat Dasar Manusia.
Tabiat adalah sifat dasar manusia yang merupakan faktor genetik (bawaan
sejak lahir dari faktor keturunan) manusia sebagai seorang individu.
Berbeda dengan insting atau ghorizah yang merupakan faktor genetik
manusia sebagai spesies (atau rumpun makhluk hidup manusia). Berbeda
juga dengan akhlak atau karakter yang merupakan sifat khas manusia yang
terbentuk karena faktor genetik (keturu nan) dan eugenetik (lingkungan),
sekaligus.
Tabiat dasar manusia dalam diri setiap manusia ada 4 macam. Kebinatang
jinakan (bahimiah), kebinatang buasan (sabuiah), kesetanan
(syaitoniyah), dan kemalaikatan (malaikatiyah). Dominasi salah satu dari
empat tabiat inilah wujud maknawiy, aura dan perangai orang tersebut.
1. Tabiat kebinatang jinakan.
Manusia dengan jenis tabiat ini bahagianya terletak pada makan-minum,
tidur dan sek. Bahkan orientasi dan semangat hidupnya adalah untuk
mencapai kenikmatan biologis ini. Dan inilah kwalifikasi kebanyakan
manusia, sehingga terisyaratkan dalam wujud surat terpanjang, yakni Al
Baqarah.
2. Tabiat kebinatang buasan.
Jenis tabiat ini menjadikan manusia berorientasi pada melakukan hal-hal
yang destruktif (merusak, dan menyakiti orang lain), tidak merasa enak
dengan adanya ketentraman dan ketertiban. Manusia dengan kwalifikasi
tabiat ini tidak banyak, tetapi selalu ada diantara masyarakat yang ada.
Wujud maknawiy manusia jenis tabiat ini adalah jenis binatang buas,
seperti; burung predator, ular, kalajengking, dan buaya, dan akan
terbaca perangai dan sikap mentalnya.
3. Tabiat Keiblisan
Ini adalah tabiat yang juga ada dalam diri manusia, bahkan juga ada
manusia yang didominasi oleh tabiat keiblisan ini. Dengan ciri-ciri dan
karakteristik, antara lain; suka takabbur, hasud, licik dan picik.
Tabiat ini merupakan manipulasi tabiat kebinatangannya tetapi berusaha
ditampilkan dalam penampilan kemalaikatan. Wujud maknawiy manusia dengan
tabiat ini, adalah rupa buruk dan aura yang mengerikan.
4. Tabiat kemalaikatan.
Tabiat jenis ini juga ada pada setiap manusia, karena ini adalah bawaan
dari unsur ruhaniah manusia yang suci. Tetapi tabiat sangat langka
menjadi tabiat yang dominan dalam diri seseorang. Orang yang bertabiat
dominan malaikatiyah akan memiliki kecenderungan yang kuat untuk
berprilaku seperti malaikat. Ta'at dan selalu mendekatkan diri kepada
Allah, serta selalu menjauh dari kemaksiatan dan murka Allah.
Dari keempat tabiat tersebut, (bahimiah, sabuiah, iblisiah dan
malaikatiyah), mana yang paling dekat dengan kita ? Mari kita rasakan
dan kita introspeksi diri...
Tabiat sesungguhnya bisa dirubah, sekalipun dengan sangat berat. Karena
itu adalah bagian diri sifat bawaan kita. Untuk merubah tabiat, manusia
harus mengalami metamorfosis spiritual, yang dalam bahasa syariat
disebut dengan 'lailayul qadar'. Dalam sebuah proses pendidikan
spiritual intensif puasa Ramadhan, atau program intensif dalam tarekat
yang dikenal dengan istilah SULUK. Dengan puasa Ramadhan yang baik dan
benar atau Suluk yang baik dan benar seorang manusia akan 'terlahir
kembali' atau mengalami metamorfosis spiritual, sehingga bertabiat
malaikatiyah. Badan jasmani manusia, tetapi wujud maknawiy jiwanya
adalah malaikat. Itulah profil figur MUTTAQIN. Manusia yang Ahsani
taqwim'.
C. Macam macam Karakter Manusia.
Ada 7 karakter (akhlak) manusia berdasarkan kenyataan (eksisting)
jiwanya. Karakter atau akhlak ini merupakan sifat riil pada saat
diberikan penilaian atau penyebutan. Ia merupakan produk terbaru dari
interaksi dan integrasi antara tabi'at seseorang dengan lingkungannya.
Baik lingkungan keluarga, pendidikan maupun pergaulannya. Ke tujuh
karakter itu adalah; Fajir, Fasiq, Munafik, Mukmin, Muslim, Muhsin, MUTTAQIN.
1. Karakter Fajir.
Karakter Fajir (Penjahat) ini terbentuk dari jiwa yang suka memerintah
pada keburukan (nafsu amarah). Adapun ciri khas manusia dengan karakter
ini adalah; emosional, sombong, kikir, bodoh, ambisius, hasud, dan
hidonistik (mau enaknya saja). Masalahnya adalah yang bersangkutan
biasanya tidak merasa. Dan yang merasa justru orang lain yang di
sekitarnya
Mari kita introspeksi, semoga sifat-sifat tersebut tidak ada pada diri kita.
2. Karakter Fasiq.
Karakter Fasiq (pendosa) ini adalah karakter kritis terhadap orang lain.
Bahkan terkadang juga kepada diri sendiri. Karakter ini terbentuk dan
muncul dari dalam jiwa pencela (nafsu lawwamah). Ciri-ciri karakter ini
adalah; suka mencela, menuruti hawa nafsu, suka menipu, ujub, riya' ,
dlolim, lupa, dan suka menggunjing. Karakter jenis ini banyak terdapat
di kalangan masyarakat pada umumnya.
3. Karakter Munafik.
Ini adalah karakter tingkat ketiga. Kelihatannya orang yang berkarakter
ini sudah sangat baik, karena dia adalah seorang yang dermawan, tidak
rakus, bijaksana, rendah hati, taubat, sabar dan menerima Ilham. Tetapi
pribadi sebenarnya adalah Plin-plan, dia akan berubah-ubah sesuai dengan
Ilham yang masuk, apa Ilham taqwa atau Ilham fujur (jahat), keimanan
dan keyakinan tidak terikat kuat di dalam hatinya, bahkan mungkin
sebenarnya tidak ada iman di dalam hatinya. Karakter Munafik ini muncul
dari jiwa terilhami (nafsu mulhimah), baik Ilham taqwa maupun Ilham
fujur silih berganti masuk di dalam jiwa ini. Kondisi jiwa sangat
sensitif terhadap Ilham atau intuisi, tetapi los tanpa ada pengait
diantara keduanya.
4. Karakter Mukmin
Karakter ini muncul dari jiwa yang telah stabil dalam kebaikan (nafsul Muthmainnah)
Diantara tanda-tanda karakter Mukmin ini adalah; ridlo kepada Allah,
banyak bersyukur, suka beribadah, tidak kikir, takut maksiat dan
bertawakal kepada Allah.
5. Karakter Muslim
Ini adalah karakter yang menjadi cerminan seorang yang benar-benar
mencapai hakikat Islam. Dia muncul dari jiwa yang telah diridlo oleh
Allah SWT (nafsu mardliyah). Di antara ciri khas dari orang yang telah
berkarakter muslim ini adalah; sayang pada semua makhluk, pema'af,
mengajak pada kebaikan, lemah lembut, baik budi dan ikhlas. Tidak semua
orang Islam memiliki karakter ini, bahkan mungkin sangat sedikit
prosentasenya orang Islam yang telah mencapai tingkat karakter muslim
ini.
6. Karakter Muhsin.
Karakter ini muncul dari jiwa yang tersucikan dalam diri manusia, yaitu
jiwa sempurna (nafsu Kamilah). Sempurna dalam pengertian keyakinan
kepada Allah, baik secara empiris ('ainul Yaqin), teoritis (ilmul
Yaqin), dogmatis (haqqul Yaqin). Dalam realitas, manusia dengan karakter
ini belum bisa disebut sebagai insan kamil, tetapi lebih baik jika
disebut sebagai manusia yang dijaga kesuciannya oleh Allah SWT (Mahfud
atau Maksum).
7. Karakter MUTTAQIN.
Inilah karakter manusia sempurna dalam skala realitas.
Dia adalah manusia yang berkarakter malaikatiyah. Dia adalah manusia
dengan keseimbangan yang sempurna, baik aspek dhohir maupun batinnya,
sosial dan spiritual, ilmu, penghayatan maupun pengalamannya. Karakter
ini muncul dari jiwa yang telah senang dan bahagia dengan ketentuan
Allah SWT (nafsu rodliyah). Di antara tanda-tanda dari karakter ini
adalah; dermawan, Zuhud, ikhlas, waro' , riyadhoh, dan wafa'.
Keempat karakter terakhir ini adalah karakter-karakter positif, yang
bisa dicapai oleh orang yang menginginkan kenaikan status keruhaniannya
dengan perjuangan spiritual (mujahadah), yang serius dan terus menerus,
dalam sebuah proses pendidikan yang utuh dan unggul (tarbiyah taammah).
Melalui pengajaran (ta'lim), pembiasaan (ta'dib) dan bimbingan
spiritual (Irsyad). Semoga kita semua sukses mencapai Maqom Walhamdu
lillaahi robbil 'aalamiin.
MUTTAQIN.
Wallahu a'lam bis showab.
Kelutan, 6 Maret 2019
TTD
Kharisuddin Aqib
Semua karakter tersebut bisa saya rasakan, dan terkadang saling ingin menonjol. Insyaalloh saya slalu berusaha utk memperbaiki diri, semoga Alloh selalu membimbing & memberi hidayahNYA kepada diri saya khususnya dan kepada penulis serta para pembaca semua, aaamiin
BalasHapusTerimakasih Pakyai
Semoga barokah & manfaat